Rumah Adat – Bagaimana kabarnya hari ini wahai para sahabat HATMA. NET, pastinya baik – baik saja kan. Dan semoga kita semua hari ini di lancarkan oleh Allah SWT. Dalam mengerjakan sesuatu, baik itu usaha ataupun pengabdian kepada Negara Nusa dan Bangsa.
Seperti artikel yang lalu, kita hari ini masih membahas tentang kebudayaan Indonesia, baik itu tempat tinggal maupun kegiatan masyarakat Indonesia yang masih kental akan kebudayaannya. Kita akan membahas tempat tinggal atau rumah adat yang ada di Kalimantan.
Sahabat apa ada yang tau, apa sih rumah adat itu?. Nah menurut Wikipedia rumah adat atau rumah tradisional yaitu, rumah yang dibangun dengan cara yang sama dari generasi kegenerasi dan tanpa atau dikit sekali mengalami perubahan. Rumah tradisional dapat juga dikatakan sebagai rumah yang dibangun dengan memperhatikan kegunaan, serta fungsi sosial dan arti budaya dibalik corak atau gaya bangunan.
[toc]
Rumah Adat Kalimantan #12 yang Paling Unik
Kita akan membahas 12 rumah adat yang ada di Kalimantan, dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, serta Kalimantan Barat. Berikut pembahasan sekaligus penjelasan rumah – rumah adat yang ada di Kalimantan.
1. Rumah Betang Muara Mea – Kalimantan Tengah
Rumah adat Betang Muara Mea ini berada tepat di Gunung Purei, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Rumah adat ini sangat dekat lokasinya dengan Taman Nasional Gunung Lumut. Anda masih bisa menikmati keindahan rumah adat yang masih sangat alami ini.
Rumah adat Betang Muara Mea ini didirikan sebagai bentuk untuk melestarikan budaya yang masih ada agar tidak hilang di makan zaman. Rumah khas Kalimantan Tengah ini kini menjadi destinasi wisata di Desa Muara Mea tersebut. Rumah tradisional ini sangat sederhana dan masih sangat asri dan harus terus kita lestarikan.
2. Rumah Betang Toyoi – Kalimantan Tengah
Rumah yang satu ini terdapat di Desa Tumbang Malahoi. Diberi nama Toyoi karena pendiri rumah tradisional ini bernama Toyoi Panji. Masih tidak tau kapan pastinya rumah adat ini di bangun. Akan tetapi kayu ulin yang menjadi bahan bangunan Rumah Adat Toyoi ini bisa mencapai umur 150 tahun.
Rumah tradisional ini sudah pernah mengalami pemugaran tetapi keaslian dari rumah adat tersebut masih sangat terjaga. Dalam rumah tradisional ini masih menggunakan kayu ulin sebagai bahan utama bangunan tersebut, dan kemudian di bagian luarnya dilapisi dengan kulit kayu.
Hal yang paling khas dan sangat menarik di rumah ini ialah bentuk tiang yang bulat persegi. Masih sangat misterius bagaimana orang zaman dulu membentuknya hanya dengan alat yang sederhana. Dan bangunan tersebut di katakan sama sekali tidak menggunakan paku, bahkan hebatnya masih bisa berdiri kokoh sampai sekarang.
Jika anda berkunjung ke Kalimantan Tengah rumah adat yang satu ini merupakan tempat wisata yang tidak boleh anda lewatkan, karena bangunan ini memiliki keunikan tersendiri yang membuat anda penasaran.
3. Rumah Betang Sei Pasah – Kalimantan Tengah
Masih di Kalimantan Tengah, sama seperti nama nya sendiri, rumah adat ini terletak di Desa Sei Pasah, Kapuas Hilir, Kalimantan Tengah. Jika anda hendak menyempatkan diri untuk melihat rumah tradisional ini, letaknya tepat di tepi sungai Kapuas Murung, hanya kisaran 200 meter.
Rumah Betang Sei Pasah ini awalnya milik dari Talining E Toepak. Namun sayangnya dalam masa pembangunan, rumah ini mengalami keterbatasan bahan utama yaitu kayu ulin. Tetapi dengan segala cara apapun, akhirnya rumah adat ini berhasil didirikan dan suasana rumah adat ini memiliki suasana yang modern, berbeda dari rumah – rumah sebelumnya yang sampai sekarang masih sederhana. Tetapi anda masih bisa merasakan suasana Suku Dayaknya. Yaitu di belakang rumah tersebut terdapat kuburan atau Sanding.
Sanding merupakan salah satu kepercayaan dari agama Kaharingan, di mana tulang – tulang orang yang sudah meninggal dikumpulkan dan di taruh di dalam sadung. Dan juga terdapat pula patung – patung penjaga yang bisa disamakan seperti sambutan atau ucapan selamat datang kepada pengunjung yang datang kesana.
Dan kini rumah ini dijadikan sebagai sebuah museum dan tempat penyimpanan berbagai benda adat zaman dulu dan bersejarah dari suku asli Kalimantan yaitu Suku Dayak.
4. Rumah Bubungan Tinggi – Kalimantan Selatan
Beralih ke Kalimantan Selatan, rumah adat Bubungan Tinggi ini merupakan salah satu tipe rumah yang ada di Kalimantan Selatan. Dinamakan Bubungan Tinggi karena rumah ini memiliki atap yang sangat tinggi. Rumah tradisional ini awalnya adalah tempat tinggal Kesultanan Banjar, namun seiring berkembangnya zaman, banyak rumah warga yang menirukan rumah adat ini.
Pada zaman dulu rumah ini dijadikan tempat tinggal oleh para Sultan Banjar, dan sampai kini menjadi ciri khas bangunan rumah penduduk Banjar. Jika anda berjalan ke Banjarmasin tepatnya daerah Kuin Cerucuk, anda akan banyak mendapati rumah yang bentuknya seperti ini. Di sana rumah adat ini masih di jaga keasriannya oleh warganya, dan di sana pula terdapat makam salah satu Sultan banjar yaitu Sultan Suriansyah.
5. Rumah Gajah Manyusu – Kalimantan Selatan
Rumah adat khas Kalimantan Selatan ini mempunyai nama yang cukup unik yaitu Gajah Manyusu. Rumah ini mempunyai ciri khas pada bentuk atap limas dengan hidung bapicik atau atap mansart pada bagian depan rumah ini.
Dulu, bangunan induk rumah ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang dari depan sampai ke belakang dan pada bagian depan ditutupi dengan menggunakan atap seperti perisai buntung atau yang dalam bahasa Banjarnya hidung bapicik. Atap ini menutupi mulai ruang serambi sampai ke ruang – ruang yang ada di belakang.
Kemudian rumah Hidung Bapicik ini mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu sisi bangunan pada sisi kiri maupun kanan, atau juga bisa du tambah pada keduanya secara simetris dan posisinya agak kebelakang. Ruang tambahan ini disebut Anjung, bentuk inilah yang dinamakan Gajah Manyusu.
6. Rumah Palimbangan – Kalimantan Selatan
Rumah adat ini juga termasuk salah satu jenis Rumah Baanjung, yaitu rumah tradisional Suku Banjar. Pada zaman Kesultanan Banjar, rumah ini digunakan untuk tempat tinggal para tokoh agama Islam dan para Alim Ulamanya.
Atap rumah Palimbangan pada bagian induk memakai atap pelana dengan tebar layar atau yang disebut Tawing Layar. Pada teras depan ditutup dengan atap sengkuap ( atap lessenaardak ) yang disebut juga atap Sindang Langit.
Sekarang teras atap yang disebut Sindang Langit dilebarkan ke emper samping sampai ke depan anjung membentuk atap jurai luar pada ujung sudut atap empernya. Seperti yang dikatakan tadi, fungsi rumah ini digunakan untuk Ulama, dan saudagar besar di Banjar.
7. Rumah Lamin – Kalimantan Timur
Berpindah ke Kalimantan Timur, salah satu rumah adat Kalimantan Timur yaitu Rumah Lamin. Rumah Lamin ini menjadi tempat tinggalnya orang – orang Suku Dayak. Rumah Lamin memiliki arti yaitu panjang kita semua yang digunakan oleh beberapa keluarga yang tergabung menjadi keluarga besar.
Rumah ini memiliki bentuk bangunan seperti Rumah Panggung dengan ketinggian kolongnya mencapai 3 meter. Rumah ini memiliki bahan bangunan utama yaitu kayu ulin. Kenapa banyak orang zaman dul menggunakan kayu ulin?. Karena kayu ulin sangat kuat, dan banyak orang mengatakan jika kayu ulun terkena air maka kayu tersebut akan semakin kuat, maka dari itu sebagian orang mendirikan rumah yang berbahan baku ulin di dataran rawa atau pinggiran sungai.
Rumah Lamin memiliki lebar 25 meter dengan panjang sekitar 200 meter yang dilengkapi dengan pintu – pintu yang terhubung ke beberapa tangga. Di bagian depan merupakan ruang terbuka untuk menerima tamu, tempat kumpul keluarga, serta bisa juga melakukan upacara adat. Di bagian belakang dibagi menjadi beberapa kamar dengan ukuran yang cukup luas, satu kamar bisa di tempati oleh lima keluarga.
8. Rumah Bulungan – Kalimantan Timur
Rumah adat Bulungan ditemukan di Kota Tanjung Selor, Kalimantan Timur. Dilihat dari struktur bangunan, rumah adat ini memiliki gaya bangunan seperti arsitektur kolonial yang digunakan untuk pertemuan penting pada masa Kesultanan Bulungan. Arsitektur ini bisa didapat karena pengaruh kegiatan perdagangan Hindia Belanda di Bulungan pada masa itu.
Pada bagian atap, dapat dilihat berbentuk dormer, bentuk bangunannya cukup megah sekaligus simetris, dan juga memiliki motif bunga dan pengolahan landscaping yang formal.
Ciri khas bangunan ini lebih terlihat di bagian depan bangunan, ada tiga atap limas dan segitiga. Sedangkan bagian belakang sisi kiri dan kanannya mempunyai atap dengan gaya seperti gevel yang khas dari Belanda yang terkena pada tahun 1800 an yaitu The Empire Style dengan kolom yang berjajar di teras rumah. Untuk mewakili budaya Dayak maka terlihat pada bentuk rumah tanduk.
9. Rumah Paser – Kalimantan Timur
Rumah Paser ini semuanya menggunakan material berbahan dasar kayu. Rumah adat ini biasanya didirikan di tepi sungai, karena anggapan masyarakat di sana, sungai bisa memberikan banyka sumber makanan, seperti ikan, kerang air tawar, umbi – umbian, dan juga buah – buahan yang cukup melimpah.
Rumah ini juga berjenis seperti rumah panggung, berbentuk segi empat memanjang dengan atap yang mring 45 deraja ke arah kiri dan kana, depan dan belakang, serta sudah dilengkapi dengan dinding. Rumah ini sengaja dibuat tanpa tambahan ruang pemisah, karena sudah memiliki pintu dengan ketinggian dari permukaan tanah sekitar 2 meter.
Atap rumahnya terbuat dari daun nipah atau bisa juga menggunakan kulit kayu sungkai. Untuk area lantai dibuat menggunakan pohon niung atau bambu yang sudah dipecah dan dijalin menggunakan rotan dan anak kayu bundar yang digunakan sebagai bahan bangunan.
10. Rumah Adat Betang – Kalimantan Barat
Dilihat dari bentuk dan ukurannya, Rumah Adat Betang memang bervariasi, tergantung seberapa banyak mereka punya keluarga. Rumah Betang Kalimantan Barat bisa mempunyai panjang hingga 150 meter dan lebar bahkan bisa mencapai 30 meter.
Rumah Betang pada umumnya dibangun dalam bentuk panggung, dengan ketinggian bisa mencapai 5 meter dari permukaan tanah. Tujuan dibuat tinggi seperti itu untuk mengantisipasi banjir.
Orang yang mempunyai Rumah Betang cukup unik, yaitu mereka hidup bersama dan berkelompok dalam satu rumah. Setiap keluarga menempati satu ruangan yang sudah di sekat – sekat.
11. Rumah Baluk – Kalimantan Barat
Rumah Adat Baluk adalah rumah dari Suku Dayak Bidayuh, Kalimantan Barat. Tak seperti rumah adat lainnya Rumah Baluk mempunyai bentuk yang sangat jauh berbeda. Bentuk dari rumah ini bundah berdiameter kurang lebih 10 meter dengan tinggi kira – kira 12 meter dan di sanggah sekitar 20 tiang yang terbuat dari kayu, serta sebatang tiang digunakan sebagai tangga yang menyerupai titian.
Rumah ini difungsikan oleh Suku Dayak Bidayuh dalam acara ritual tahunan yang bernama “ Nibak’ng” setelah usai musim menuai padi dan untuk menghadapi musim penggarapan ladang tahun berikutnya, biasanya jatuh pada tanggal 15 Juni. Bentuk dan ketinggian rumah ini berisi makna yaitu menggambarkan kedudukan Kamang Triyuh yang harus di hormati.
12. Rumah Adat Melayu – Kalimantan Barat
Bukan cuma di Provinsi Riau, di Kalimantan Barat pun ditemukan Rumah Adat Melayu. Di Kalimantan Barat Rumah Adat Melayu difungsikan sebagai Sekretariat Pertemuan Balai Rakyat, taman bermain, dan juga sebagai kios penjualan. Semua ruangan yang ada di rumah ini memiliki fungsi masing – masing, mulai dari acara adat, balai pengobatan, penginapan, serta pertunjukan acara lainnya.
Bangunan ini memiliki ciri khas dengan atapnya yang diduga mendapt pengaruh dari bentuk atap bangunan di Jawa. Model atap segitiga dengan tinggi 30 derajat bermanfaat agar udara panas tidak terperangkap dalam rumah tersebut. Dibagian bawah rumah terdapat kolong tinggi digunakan untuk tempat memarkir kendaraan pengunjung rumah adat tersebut.
Demikianlah tadi beberapa rumah adat yang ada di Kalimantan. Memang Indonesia mempunyai kebudayaan yang luar biasa uniknya. Dari Sabang sampai Merauke masing – masing daerah memiliki kebudayaan, pakaian, rumah, bahkan benda – benda yang unik. Maka dari itu kita para penerus Bangsa dan Negara wajib melestarikan serta mengembangkan budaya daerah kita masing – masing. Sekian terima kasih.
Artikel Terkait: