Kalimantan Selatan – selamat siang sahabat HATMA. NET bagaimana aktivitasnya hari ini, mudah – mudahan selalu diberi kesehatan dan keselamatan dalam menjalankan aktivitas hari ini. Saya sangat berterima kasih kepada anda para sahabat, karena sudah selalu berkunjung ke blog HATMA. NET, saya ingin anda para sahabat untuk selalu tetap semangat dalam menggali ilmu pengetahuan yang ada di blog ini. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak.
Dalam hal kebudayaan, saya ingin kita para penerus Bangsa dan Negara ini yaitu Bangsa Indonesia untuk terus melestarikan budaya – budaya yang ada di daerah kita masing – masing. Dan selalu dipraktekkan dalam kehidupan sehari – hari.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kebudayaan yang terbilang sangat banyak. Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, Indonesia memiliki kurang lebih 1.340 suku bangsa. Ragam suku bangsa tersebut menyebar dan mendiami seluruh kepulauan yang berada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Dengan keanekaragaman yang berada di seluruh Indonesia menjadikan Indonesia diakui dunia sebagai suku bangsa terbanyak dan berbagai kebudayaan. Bahkan Indonesia sudah menyihir jutaan mata manusia yang berada di seluruh belahan dunia, salah satu kebudayaan Indonesia berasal dari Suku Banjar dari Kalimantan Selatan.
[toc]
Kalimantan Selatan, dan Kebudayaan Suku Banjar
Saya kali ini masih membahas hal – hal yang ada di Kalimantan Selatan, karena di Kalimantan Selatan masih banyak kebudayaan yang belum diketahui orang – orang. Menurut Wikipedia Kalimantan Selatan (disingkat Kalsel) adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibu kotanya adalah Banjarmasin. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki luas 37.530,52 km² dengan populasi hampir 3,7 juta jiwa.
Sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia, Suku Banjar memiliki karakteristik kebudayaan. Perlembagaan budaya Suku Banjar merupakan produk dari pengadaptasian, pengasimilasian dan pengakulturasian dari budaya dasar pribumi dengan kebudayaan Hindu, Buddha, serta Islam. Oleh karena itu, dalam setiap bentuk adat dan istiadat yang ada dalam Suku Banjar selalu dijumpai merupakan dari hasil perpaduan nilai dari budaya dasar tersebut. Inilah beberapa kebudayaan yang ada di Suku Banjar.
1. Rumah Adat
Rumah adat Suku Banjar terkenal dengan rumahnya yang bernama Bubungan Tinggi. Pada zama dahulu, rumah Bubungan Tinggi merupakan tempat tinggal khusus para keluarga raja, tapi seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya diadopsi oleh masyarakat Banjar. Secara umum rumah Bubungan Tinggi terdiri dari beberapa konstuksi ruangan yaitu:
• Pelatar
Pelatar merupakan bagian paling depan rumah Bubungan Tinggi. Biasanya digunakan untuk ngobrol – ngobrol pada sore hari. Pelatar biasanya ditemui setelah menaiki tangga.
• Paciran
Paciran ialah berupa ruangan penghubung. Paciran dibagi menjadi dua, yaitu paciran luar dan paciran dalam. Biasanya ruangan paciran digunakan untuk menyimpan peralatan untuk bertani atau bisa untuk alat bertukang.
• Panampik
Panampik berupa ruangan yang digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu yang berkunjung kerumah.
• Palindangan
Palindangan adalah ruangan yang digunakan untuk beristirahat dan tidur.
• Padapuran
Padapuran merupakan bagian paling belakang rmah Bubungan Tinggi, padapuran berfungsi sebagai tempat memasak atau yang biasa disebut dapur.
2. Kesenian Adat
Kesenian adat yang berasal dari Suku Banjar terbagi menjadi empat kesenian, yaitu Tarian, Teater, Musik, dan Tradisi Lisan. Berikut langsung saja kita bahas satu persatu.
• Tarian
Tarian Suku Banjar terbagi menjadi dua pola, yaitu pola seni tari yang dikembangkan di lingkungan keraton kerajaan dan pola yang dikembangkan oleh masyarakat.
Nama seni tari yang dikembangkan di dalam lingkungan keraton kerajaan selalu di awali dengan nama Baksa, contohnya Baksa Kembang, tari Baksa Panah, dan tari Baksa Dadap. Baksa memiliki arti kehalusan gerak dalam tarian.
Sedangkan tari yang dikembangkan di lingkungan masyarakat salah satunya yaitu tari Radap Rahayu yang biasanya sering dipertunjukkan pada upacara adat penikahan.
Tarian yang berkembang di lingkungan Suku Banjar sedikit mengadopsi pada tarian tradisional Jawa, sehinggal nampak lebih kalem, pelan, dan luwes daripada tata tari yang rampak seperti tarian tradisional Sumatera maupun Papua.
• Teater
Kesenian teater Suku Banjar biasanya disebut dengan nama Mamanda. Mamanda merupakan jenis teater rakyat yang menyuguhkan alur seperti kerajaan Melayu Banjar.
Latar kerajaan melayu sangat kental pada teater Mamanda, karena Mamanda pada mulanya berasal dari warga melayu yang datang ke tanah Banjar. Karena kemenarikan teater ini, kemudian kesenian ini diadopsi oleh masyarakat Banjar sebagai bentuk hiburan.
• Musik
Musik yang berkembang dalam tradisi Suku Banjar ialah Gamelan Banjar. Gamelan Banjar hampir serupa dengan Gamelan Jawa. Perangkat alat musik yang digunakan pun sama, seperti gong, kendang, sarun, kanung, kangsi, seruling dan sebagainya.
Pada zaman dahulu, seni musik Gamelan Banjar merupakan pertunjukan wajib yang berada dilingkungan kerajaan, namun ada juga pada acara – acara adat tertentu. Seni Gamelan Banjar juga sering dipentaskan di acara nasional.
• Tradisi Lisan
Kesenian lisan Suku Banjar yang paling terkenal ialah Madihin. Madihin berasal dari kata serapan Bahasa Arab yang artinya nasihat. Seni Madihin merupakan seni berpantun atau bersyair yang mempunyai rima – rima tertentu dan biasa dimainkan dengan cara bersahut – sahutan antar satu pemadihin dengan pemadihin lainnya.
Dalam satu pementasan Madihin biasanya terdapat 2 sampai 4 orang pemadihin. Pemadihin yang paling terkenal di Kalimantan Selatan bahkan diseluruh Indonesia yaitu Alm. John Tralala yang bernama asli Yusran Effendi. Beliau sering pentas kebeberapa daerah bersama teman beliau yaitu Anang dan juga anak beliau. Sepeninggal beliau, sekarang tradisi madihin diteruskan oleh anak anak beliau yaitu Hendra Alam, Said Zola, dan Yuwanda Tralala.
3. Upacara Adat Pernikahan
Langsung saja kita akan bahas beberapa Upacara Adat Penikahan yang ada di Suku Banjar.
• Basasuluh
Basasuluh dapat disamakan halnya dengan ta’aruf untuk saling mengenal antar calon mempelai. Dimana calon mempelai pria yang didampingi oleh keluarga berusaha untuk saling menginformasikan mengenai calon yang ingin dinikahinya. Apabila kedua mempelai sudah mendapatkan informasi dan merasa cocok, barulah bisa dilanjutkan ke tradisi selanjutnya.
• Badatang
Upacara atau tradisi selanjutnya yaitu badatang. Badatang merupakan kegiatan dimana calon mempelai pria beserta keluarganya mendatangi keluarga mempelai wanita. Badatang hampir sama dengan lamaran, calon pria menyampaikan maksud dan tujuannya untuk memperistri si wanita. Dalam acara badatang pula akan di diskusikan waktu dan tempat pelaksanaan pernikahan.
• Nikah
Nikah dalam Suku Banjar bisa disebut maantar jujuran atau panaik, bisa juga disebut bahantaran. Pada acara nikah, sang mempelai pria dan wanita dinikahkan sesuai dengan hukum agama yang berlaku. Apabila sang mempelai beragama Islam maka pernikahan dilakukan sesuai dengan syariat agama Islam dengan menghadirkan penghulu, mahar, ijab qabul, dan juga para saksi.
• Batimung
Batimung merupakan upacara mandi uap yang dilakukan oleh pasangan pria dan wanita. Ditempat saya biasa dilakukan semalam sebelum upacara resepsi pernikahan.
Upacara batimung dilakukan untuk menguras keringat kedua calon mempelai agar lebih bersih dan wangi, sehingga pada saat disandingkan di acara resepsi, kedua mempelai tidak akan mengeluarkan keringat lagi.
• Badudus
Badudus adalah kegiatan mandi kembang yang dilakukan oleh mempelai wanita. Tradisi badudus dilakukan pada pagi hari sebelum acara resepsi pernikahan. Si wanita dimandikan dengan air yang telah dicampur dengan taburan bunga. Dalam tradisi badudus ini dilakukan pula tradisi yang bernama Balarap. Balarap yaitu mencukur dan membentuk rambut penganti wanita.
• Batampung Tawar
Tradisi ini dilakukan bersamaan dengan badudus. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk penebusan atas berakhirnya masa perawan dari seorang wanita yang akan menjalani pernikahan.
Dalam upacara ini disediakan berbagai perangkat yang melambangkan keperluan pokok rumah tangga. Seperti, beras, kelapa, gula merah, ayam, telur ayam, pisau, lilin, uang koin, jarum dan benang, sirih, rokok, daun dan berbagai rempah – rempah dapur. Masing – masing perangkat tersebut memiliki filosofi tersendiri yang menggambarkan makna kehidupan dalam berumah tangga.
• Walimahan
Walimahan merupakan upacara resepsi atau pesta pernikahan yang dilaksanakan oleh keluarga pengantin dengan mengundang seluruh keluarga, sanak, serta kerabat untuk memberi restu kepada kedua mempelai.
Pada adat Suku Banjar, kegiatan gotong royong sangat kental. Dalam tradisi Suku Banjar, tuan rumah tidak diperbolehkan untuk mengurus kepanitiaan pernikahan, melainkan para tetanggalah yang bergotong royong membentuk kepanitiaan guna mengurusi segala macam keperluan resepsi yang akan dilaksanakan.
• Petataian
Petataian merupakan kursi dan hiasan pelaminan khas banjar, yang disiapkan sebagai tempat pengantin untuk menerima para tamu undangan. Petataian biasanya diberi hiasan seperti hiasan ornamen kain, atau air guci dan tanaman yang kegunaannya untuk memperindah pelaminan.
• Batataian
Upacara ini adalah kegiatan puncak pernikahan, dimana pasangan mempelai bersanding di kursi petataian dan kemudai keduanya menerima para tamu undangan.
Tetapi, sebelum menerima tamu undangan biasanya sang mempelai melaksanakan upacara sujud syukur dan terima kasih kepada kedua orang tua, makan bersama, baru kemudian di arak untuk menuju kepetataian.
4. Tradisi Pasar Terapung
Pasar terapung sama seperti pasar lainnya, yang membedakan yaitu mereka melakukan kegiatan jual beli di air dengan menggunakan perahu – perahu dan kelotok. Yang dijual pun sama seperti pasar yang ada di daratan, seperti ikan, sayur, buah, bahkan berbagai macam makanan khas Kalimantan pun juga ada seperti nasi kuning.
Oleh karena itu pasar terapung berisi keunikannya sendiri karena pihak penjual dan pembeli ketika bertransaksi harus menyeimbangkan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Kegiatan pasar terapung ini biasanya bertempat disungai Barito.
Itulah tadi berbagai macam tradisi dan kegiatan yang sangat unik dari Kalimantan Selatan. Kegiatan tersebut masih dilakukan dan sangat dilestarikan oleh masyarakat Banjar. Mulai dari kesenian, rumah, pernikahan, sampai tradisi pasar terapung masih dijaga oleh masyarakat Banjar agar tidak hilang dimakan zaman.
Oleh karena itu, kita harus ikut berkontribusi dalam kegiatan – kegiatan tersebut. Dari yang paling ringan misalnya, kita ikut bergtong royong pada acara pernikahan. Hal itu dapat menumbuhkan rasa cinta akan budaya Indonesia.
Demikian tadi penjelasan saya, semoga para sahabat dapat melakukan kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari hari.
Artikel Terkait: