Manfaat Kain Sasirangan dan Cara Membuatnya

Manfaat Kain Sasirangan – Selamat siang sahabat HATMA. NET, hari ini jangan lupa untuk selalu menolong orang yang sedang membutuhkan bantuan, karena itu merupakan kebaikan yang luar biasa. Dengan menolong orang, maka kita nantinya juga akan ditolong orang karena itulah hasil dari kebaikan kita dalam menolong orang.

Mengenai masalah kain, di Indonesia banyak kain khas yang dibuat ditiap daerah. Tiap daerah biasanya memiliki kain yang menjadi ciri khas budayanya sendiri, misalnya saja Ulos yang berasal dari Sumatera Utara, Songket dari Palembang atau Batik dari daerah Jawa. Keanekaragaman ini menjadikan budaya Indonesia semakin beragam dan kaya.

[toc]

Manfaat Kain Sasirangan dan Cara Membuatnya

Manfaat Kain Sasirangan
infopublikid

Setiap kain tradisional yang menjadi tradisi turun temurun biasanya memiliki cerita dan fungsi masing-masing dalam budaya yang dimiliki oleh suku empunyanya.

Salah satunya adalah Sasirangan, kain batik khas Kalimantan Selatan ini merupakan kain adat suku Banjar dari Kalimantan Selatan yang diwariskan secara turun-temurun. Kain Sasirangan dipercaya mampu mengobati penyakit atau tatamba.

Menurut Wikipedia Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, kain yang didapat dari proses pewarnaan rintang dengan menggunakan bahan perintang seperti tali, benang atau sejenisnya menurut corak-corak tertentu.
Berikut ini akan saya jelaskan kepada anda apa saja manfaat kain sasirangan.

Manfaat Kain Sasirangan

Manfaat Kain Sasirangan
bukalapakcom

Suku Banjar juga meyakini bahwa kain Sasirangan memiliki kemampuan magis untuk mengusir kekuatan roh jahat dan melindungi penggunanya dari gangguan makhluk astral. Karena kemampuannya yang tak biasa, di masa lampau kain Sasirangan hanya bisa dibuat sesuai permintaan saja.

Hal ini dilakukan agar kain Sasirangan dapat dibuat sesuai kebutuhan pembelinya dan tujuan penggunaanya, karena setiap warna yang digunakan memiliki arti tersendiri, sehingga tujuan pengobatannya dapat tercapai. Karena hal ini pula, Sasirangan lebih dikenal sebagai kain pamintaan.

Pemberian warnanya pun tidak sembarangan karena harus disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya warna kuning untuk menyembuhkan penyakit kuning, warna merah untuk mengobati sakit kepala atau insomnia, hijau untuk sakit lumpuh atau stroke. Kemudian hitam untuk demam dan kulit gatal-gatal, ungu berguna untuk menyembuhkan sakit perut, serta coklat untuk menyembuhkan penyakit kejiwaan atau stres.

Sementara itu, Sasirangan sendiri berasal dari kata ‘menyirang’ atau yang berarti menjelujur. Sesuai dengan namanya, kain ini dibuat dengan cara menjelujur, yang kemudian diikat dengan tali rafia dan dicelup ke pewarna pakaian.

Pewarna yang digunakan juga berbahan alami, misalnya kunyit atau temulawak untuk warna kuning, merah dari buah mengkudu, gambir, dan kesumba. Ada pula warna hijau yang berasal dari kabuau atau uar, warna ungu dari biji buah Gandari dan warna coklat dari kulit buah rambutan.

Agar warnanya tidak mudah pudar, menjadi lebih terang atau lebih gelap, bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan berbagai bahan alam lain, seperti garam, jinten, lada, pala, cengkeh, jeruk nipis, kapur, tawas, bahkan cuka.

Diwariskan secara turun-temurun sejak abad XII, kain Sasirangan pertama kali dibuat saat Lambung Mangkurat menjadi Patih Negara Dipa. Masyarakat Banjar meyakini bahwa kain Sasirangan sengaja dibuat untuk memenuhi permintaan Putri Junjung Buih saat ia sedang bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit Balarut Banyu.

Manfaat Kain Sasirangan
idwikipediaorg

Putri Junjung Buih diyakini lahir dari segumpal buih di daerah Rantau Kota Bagantung, menjelang berakhirnya masa bertapa Lambung Mangkurat. Putri Junjung Buih hanya akan menampakkan wujudnya apabila permintaannya dipenuhi.

Pada saat itu ia meminta istana Batung dan selembar kain yang ditenun dan diwarnai oleh 40 orang gadis perawan yang harus selesai dalam waktu sehari. Sejak saat itu, Putri Junjung Buih menjadi ratu di daerah tersebut dan kain Sasirangan dianggap sakral, serta hanya dapat dikenakan oleh bangsawan.

Meskipun kini tak lagi digunakan sebagai kain ‘penyembuh’, pesona kain Sasirangan masih mampu bertahan. Hingga saat ini kain Sasirangan digunakan oleh masyarakat sebagai busana dalam upacara adat dan fashion.

Contohnya saja saat Sasirangan berhasil naik level dan masuk ke dalam jajaran pakaian yang dipamerkan dalam New York Fashion Week 2018.

Hampir mirip dengan batik, kain Sasirangan juga memiliki banyak motif, seperti sarigading, ombak sinapur karang, daun jeruju, bintang bahambur, dan masih banyak lagi. Harga dari kain ini disesuaikan dengan jenis kain dan motifnya, semakin rumit dan sulit motifnya, maka harga kainnya akan semakin mahal.

Kain Sasirangan ini biasanya digunakan sebagai ikat kepala (laung), sabuk, dan sarung (tapih bumin) oleh kaum pria. Sedangkan untuk wanita, kain Sasirangan biasanya digunakan sebagai selendang, kerudung (kekamban), dan kemben (udat).

Itu tadi adalah manfaat kain sasirangan khas Kalimantan Selatan. Sekarang saya akan jelaskan bagaimana cara membuat sasirangan. Sebenarnya pembuatannya cukup mudah kita hanya memerlukan beberapa bahan. Yang membuat keunikan dari kain sasirangan adalah motifnya. Berikut ini cara membuat kain sasirangan.

Proses Pembuatan Kain Sasirangan

Manfaat Kain Sasirangan
travellingyukcom
1. Persiapan Kain Putih

Pertama mempersiapkan bahan kain putih polos dengan ukuran dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Awalnya, bahan baku kain putih polos yang digunakan untuk membuat kain sasirangan adalah kain dari serat kapas atau kain katun (cotton), karena tuntutan pasar sekarang bahan baku kain yang dipakai jauh lebih bervariasi seperti santung, balacu, kaci, king, satin, polyester, rayon, sutera dan lain-lain.

2. Pembuatan Motif atau Pola pada Media Kain

Setelah itu dilanjutkan dengan membuat motif atau pola gambar tradisional sesuai dengan motif yang dikehendaki dengan menggunakan pensil. Pola-pola inilah yang nantinya menjadi patokan dalam mengikat atau menjahit dengan tangan kain tersebut.

3. Menjahit Jelujur

Pola-pola motif yang telah dilukis pada kain tersebut selanjutnya dijahit jelujur menggunakan benang atau bahan perintang lainnya dengan jarak satu sampai dua mili meter atau dua sampai tiga mili meter. Benang-benang yang terdapat pada setiap jahitan-jahitan pola tersebut ditarik sampai membentuk kerutan-kerutan. Proses ini yang paling menentukan tingkat presisi dari pola-pola motif yang dibentuk (tidak ingin diwarnai).

4. Membersihan Kain

Bila kain yang digunakan mengandung kanji maka harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara merendamnya dalam air dingin yang telah dicampur dengan kaporit selama satu malam.

5. Pewarnaan Kain
Manfaat Kain Sasirangan
foapcom

Sebagian besar pewarna yang digunakan pengrajin Kain Sasirangan adalah jenis pewarna sintetis dan hanya sebagian kecil saja yang menggunakan pewarna alami. Hal ini terkait dengan ketidaktersediaan bahan baku pewarna, tingkat kepraktisan, tuntutan konsumen, biaya produksi dan tingkat kesulitan proses pewarnaan. Secara umum, dikenal tiga cara pewarnaan kain (Batik) Sasirangan, yaitu :

a. Teknik pencelupan

Digunakan untuk memperoleh satu warna saja, yaitu dengan cara mencelupkan kain ke dalam larutan zat pewarna, kecuali pada bagian kain yang dijelujur. Bagian yang dijelujur akan tetap berwarna putih.

b. Teknik Pencoletan

Biasanya dilakukan apabila motif yang dibuat memerlukan lebih dari satu warna.

c. Kombinasi Keduanya

Untuk memperoleh warna dasar yang bagus kain dicelup terlebih dahulu kemudian dicolet dengan variasi warna sebagaimana telah direncanakan.

6. Melepas Jahitan Jelujur
mckalselprovgoid

Setelah kain agak kering, benang-benang jahitan atau ikatan pada kain yang digunakan untuk menjelujur dilepaskan seluruhnya, sehingga motif-motif Sasirangan aka tempak dari bekas jahitan yang telah terlepas. Unik bukan? Kita akan tahu hasil pembuatan setelah semua jahitan terbuka semuanya.

7. Pencucian

Setelah seluruh perintang/jahitan dilepaskan, kemudian kain dicuci sampai bersih yang ditandai dengan air bekas cuciannya yang jernih atau tidak berwarna lagi.

8. Pengeringan

Setelah itu kain dijemur di tempat yang teduh dan tidak terkena paparan sinar matahari langsung.

9. Finishing / Disetrika
mediaindonesiacom

Sebagai langkah akhir dari proses pembuatan kain (batik) sasirangan adalah dengan menyeterika agar menjadi kain lebih halus, licin dan rapi.

Nah itulah tadi ada sembilan bagaimana cara membuat kain sasirangan. Hal ini bisa anda kerjakan dirumah sendiri asalkan ada bahan – bahan yang sudah disebutkan tadi, atau anda bisa hubungi kami melalui bidang usaha yang sudah kita jalankan yaitu Hatma Konveksi Banjarmasin, untuk mendalami proses pembuatan kain sasirangan tersebut.

Artikel Terkait:

Leave a Comment